Alternative Financing In Asia

The alternative finance industry is fundamentally challenged by a lack of alternative credit data, especially when cash is still king among…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Desain User Experience Baik dengan Konsep Omotenashi

Budaya Omotenashi di jepang melayani customer seperti raja

Perkembangan teknologi saat ini tidak hanya memberikan fitur — fitur cerdas tetapi mengarah kepada bagaimana mesin dan manusia dapat berinteraksi dengan baik. Konsep Omotenashi yang terkenal dengan keramahannya dalam berinteraksi antara manusia dengan manusia digunakan untuk menciptakan interaksi yang baik antara mesin dan manusia.

Omotenashi dalam bahasa inggris diartikan sebagai “hospitality” atau keramahan. Pada dasarnya Omotenashi bukan hanya sekedar ramah tetapi memiliki makna yang dalam yaitu memberikan layanan yang terbaik dan mengerti kebutuhan pengunjung. Salah satu contoh nya adalah untuk upacara minum teh, tuan rumah memerlukan persiapan sampai satu tahun karena tuan rumah harus memilih bunga yang tepat, cangkir teh yang sempurna sesuai dengan preferensi para tamu.

Bagi kita orang indonesia hal ini mungkin terkesan berlebihan (lebay) akan tetapi budaya omotenashi di jepang memperlakukan customer seperti seorang raja dan ratu yang harus dibuat nyaman dan betah sehingga loyal untuk berkunjung kembali. Oleh karena itu, prinsip omotenashi diterapkan dalam komunikasi antara sistem dengan manusia untuk mendapatkan User Experience yang baik.

Omotanashi diterapkan dibanyak bidang salah satunya adalah mendesain UX yang baik. Kerstin Balanchy menganalisis relasi antara interaksi manusia dengan mesin/ sistem dengan menggunakan konsep budaya motenashi. Balanchy menyimpulkan ada 3 prinsip perilaku yang perlu diterapkan dalam mendesain UX yang baik.

Pengguna mungkin sebenarnya tidak mengerti apa yang benar benar diinginkan. Memberikan pelayanan yang memudahkan/ membantu user mungkin akan memberikan pengalaman yang baik bagi user.

Misalnya : Pada aplikasi berbelanja, user akan merasa nyaman jika menemukan barang yang diinginkan, user interface yang ramah, fitur yang disediakan lengkap, proses pembayaran yang cepat. Namun kita harus mengantisipasi apa yang sebenarnya user inginkan pada aplikasi kita. Pada umumnya ada kebutuhan lain yang mungkin lebih diinginkan user yaitu Discount, Cashback, dan Buy1 Get 1 Free dan promo lainya. Kalau sudah begini user akan betah berlama –lama dan loyal menggunakan aplikasi kita.

2. Fleksibel terhadap situasi yang terjadi (Flexibility to the situation)

Perlunya memahami situasi yang mungkin dialami oleh user dan membeikan pelayanan yang beik dengan situasi pengguna mungkin akan meninggalkan kesan atau UX yang baik bagi pelanggan.

Misalnya : website pemesanan tiket yang menyediakan fitur refund bagi customernya yang mungkin akan membatalkan perjalan karena alasan yang mendesak.

3. Mengabaikan (Underestimating).

Mengabaikan kenyamanan/ kebutuhan user adalah hal yang harus dihindari untuk menghindari UX yang buruk.

Misalnya : untuk mendapatkan keuntungan dari papan iklan di website, anda mengabaikan kenyamanan pengguna dengan cara menampilkan iklan sebanyak — banyaknya pada website.

Sumber :

Add a comment

Related posts:

WHO IS AIGENT MEMBER CLUB?

We believe that travel opens your heart, broadens your mind, and fills your life with stories to tell. Aigent Club is the traveler-community driven NFT project with the exclusive e-voucher utility…

Turn your laptop into a desktop.

I am a long time desktop user and have mostly worked on desktop PCs for almost 17 years. 2 years ago I have switched to using a laptop as I wanted to go mobile and have my workspace ready no matter…

The Moon

The moon is beautiful. She just lingers in the sky, unnoticed, content. She doesn’t care if you know that she’s there or that she had to borrow her light for our sake, so that the night wouldn’t be…