Blue Guitar

Suara gitar elektrik membangkitkan semangat semua yang ada di aula terbuka. Kelima orang yang sedang bersiap-siap diatas panggung pun menjadi pusat perhatian. Aku masih terdiam, sembari menatap panggung dengan wajah bingung.

‘Siapa mereka? Kenapa aku tidak pernah melihat mereka? Apakah adik kelas?’ pertanyaan-pertanyaan itu mulai memenuhi pikiranku.

Sebuah lagu mulai dimainkan. Tanpa kusadari, tatapanku mulai berfokus pada salah satu gitaris. Entah kenapa setelan jas hitam yang ia pakai saat ini terasa sangat cocok untuknya, ditambah kacamata yang membingkai wajahnya membuat kesan yang mendalam untukku.

Dengan lincah, ia memetik senar-senar gitar birunya dengan keterampilan luar biasa. Melodi yang menghasilkan musik bertemakan rock itu membuat semua orang mendekat ke panggung dan ikut menikmati sembari meloncat-loncat bersama.

Saat lebih dekat dengan panggung aku menyadari bahwa ia juga memainkan pedal dengan kakinya, ‘Damn, he so cool.’ Kata itu langsung berada dipikiranku.

Ia terlihat mulai lelah setelah memainkan sekitar 5 lagu. Ia mulai menyandar pada tembok di belakangnya dengan keringat yang mulai membasahi rambut di pelipisnya. Ia terlihat puas dengan apa yang telah dilakukannya.

Aku menyempatkan diri untuk mencari akun media sosialnya sebelum meninggalkan lokasi festival. Namun, kenyataan pahit harus ku telan. Hatinya sudah memiliki pemilik.

Related posts:

Ingrown toenails can be significantly inconvenient sometimes. Individuals who habitually trim their toenails extremely short often suffer from painful ingrown toenails. During this condition, the…

Ini adalah salah satu kebiasaan si kembar ketika selesai makan, sedari kecil Alsha dan Geva memang membiasakan mereka untuk berterima kasih saat selesai makan. Alasannya agar mereka bisa lebih…

What is the difference between a public blockchain vs. a private blockchain? Does it matter? Which is better? FINTERRA believe that currently there are pros and cons between both Private and Public…