Ecco come Skype fa concorrenza a Zoom con Meet Now di Microsoft

A causa del lockdown dovuto alla pandemia di Covid-19, con lo smartworking è diventato necessario l’utilizzo del software creato dalla società di San Jose per coordinarsi con i colleghi o partecipare…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Goodnight

Mami dan Papi udah berangkat ke Yogyakarta menggunakan mobil pribadi. Sekarang yang jaga rumah cuma tinggal Dara. Dia nggak bisa ikut karena besok udah UTS hari pertama. Nggak mungkin juga Dara nyusul karena sayang aja. Sebenarnya dia sedih karena nggak bisa nengok nenek juga kakak perempuannya yang kuliah di Yogyakarta, tapi nggak ada pilihan lagi.

Dan sebenarnya ini juga seperti misi pertama buat Dara untuk tinggal sendirian selama empat hari tiga malam karena sebelum-sebelumnya, Dara nggak pernah ditinggal terlalu lama oleh orangtuanya. Paling lama cuma sampai malam, itu pun bukan tengah malam. Makanya Dara juga overthinking di hari-hari sebelumnya; mikir gimana nantinya dia harus tidur dalam keadaan bener-bener sendirian di rumah. Selama ini dia memang tidur sendirian, tapi seenggaknya masih ada Mami sama Papi di lantai bawah, sehingga Dara nggak terlalu takut. Tapi kali ini dia benar-benar sendiri.

Mami yang dasarnya protektif sama anak-anaknya, dari jauh-jauh hari udah nge-stok makanan yang mudah dimasak di rumah kayak nugget, sosis, roti, susu, telor, bumbu nasi goreng, sampai mi instan walaupun Mami selalu wanti-wanti Dara untuk nggak banyak makan mi instan selama nggak ada Mami di rumah. Mami juga berulang kali bilang ke Dara kalau mau makan lebih baik go-food aja daripada masak. Walaupun Dara udah bisa masak hal-hal sederhana, Mami tetap aja takut Dara lupa matiin kompor, lupa kalau dia lagi masak, dan lain-lain, padahal itu cuma kekhawatiran Mami semata.

Dan sebagai tetangga yang rumahnya berseberangan dengan rumahnya Dara, bundanya Adit bilang ke Mami kalau nggak usah khawatir soal makannya Dara, karena bundanya Adit bakalan menjamin semua itu dan Mami setuju. Sebenarnya Dara malu, mendadak jadi malu sih tepatnya, apalagi sejak insiden Adit yang tiba-tiba ngasih dia gantungan kunci, nggak tau kenapa setiap kali nggak sengaja pas-pasan sama Adit, Dara bawaannya pengin sembunyi aja karena malu. Nggak tau malunya kenapa, karena nggak bisa dideskripsikan dengan kata-kata sama si Dara. Tapi apa boleh buat, Mami udah mempercayakan Dara buat dijaga sama keluarganya Adit selama empat hari tiga malam, jadi kalau Dara mau nolak juga nggak enak. Untungya Mami paham kalau Dara anaknya pemalu, jadi waktu ditawarin sama bundanya Adit buat tinggal di rumah selama orangtuanya nggak ada karena ada salah satu kamar tamu yang kosong, Mami langsung nolak karena Dara pasti nggak akan nyaman sama ide itu. Mami juga menolak tawaran bundanya Adit buat ngajak Dara makan bareng selama orangtuanya nggak ada di rumah, karena Dara pemalu banget dan sungkan anaknya kalau sama orang, jadi Mami tau kalau ide itu nggak akan diterima Dara. Jadilah bundanya Adit hanya bertugas membagi makanan yang dimasak untuk Dara dan mengawasi Dara sesekali.

"Dek, ini anterin ke Dara dulu," ujar bunda yang membuat Adit bangkit dari sofa ruang tengah setelah menutup toples berisi rengginang yang tadi dia makan.

"Sama bilangin ke Dara kalau malam ini suruh tidur di kamar lantai satu aja, siapa tau Dara takut tidur di kamarnya sendiri."

Adit mengangguk kemudian membawa satu piring berisikan lauk sementara satu mangkok yang telah dialai oleh piring berisikan sayur.

"Daraaaaa...," panggil Adit yang sudah berdiri di depan gerbang rumah Dara. "Dar... Dara...." dia memanggil lagi.

"EH IYA BENTAAAR!!" terdengar sahutan dari dalam rumah itu disusul dengan suara langkah kaki yang sepertinya setengah berlari, kemudian pintu ruang tamu terbuka. Menampilkan Dara dengan setelan baju santainya di rumah. Gadis itu bergegas membukakan pintu gerbang untuk Adit yang berangsur menyodorkan piring dan mangkok berisi makanan.

"Dari bunda," ucap Adit.

"Aduh, makasih banget ya. Maaf jadi ngerepotin."

"Nggak, lah, ngerepotin kata siapa?" balas Adit. "eh iya, bunda bilang katanya kalau lo takut tidur di kamar lo, suruh tidur di kamar lantai satu aja."

"Iya, nanti gue tidur di kamar depan sini kok. Aman."

Adit mengangguk. "Pintu... sama jendela jangan lupa dikunci ya, Dar, sebelum tidur. Kompor juga dicek."

"Aman, aman."

"Ya udah, balik dulu gue."

Dara mengangguk sementara Adit meninggalkan rumah gadis itu setelah sebelumnya menutup pintu gerbang.

...

Apa yang diprediksikan oleh Dara ternyata betulan terjadi. Dia nggak bisa tidur malam ini. Padahal sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Dara belum juga bisa memejamkan mata walaupun badannya lelah. Dia hanya berbalik ke kanan, ke kiri, telentang, mencoba memejamkan mata, tapi tetap nggak bisa.

Dara menyibak gorden jendela kamar depan yang biasa digunakan untuk menonton TV sambil rebahan, dari jendela itu dia bisa melihat jalanan di depan rumahnya. Sepi. Salah satu ruangan di lantai satu rumah Adit, lampunya masih menyala. Bukan kamar Adit, tentu saja. Karena Dara taunya kamar Adit ada di lantai dua sama sepertinya. Jadi kalau Dara sedang berdiri di balkon kamarnya, maka kamar Adit yang ada di seberang akan kelihatan.

Gadis itu kembali menutup gordennya dan inisiatif untuk menyalakan lagu dengan volume yang nggak terlalu besar supaya nggak mengganggu tetangga yang lain. Lagu Jiwaru Days dari JKT48 yang akhir-akhir ini terus diputar oleh Dara selama kurang lebih sebulan lebih tanpa henti, menyala mengisi keheningan ruangan yang Dara tempati untuk tidur.

Di seberang sana, Adit yang memutuskan untuk tidur di kamar tamu di lantai satu, supaya bisa memantau Dara kalau-kalau gadis itu butuh bantuan, samar-samar mendengar lagu yang dinyalakan Dara karena jarak antara rumahnya dan rumah Dara nggak terlalu jauh. Apalagi malam itu sepi. Tetangga kanan dan kiri rumah Dara pulang kampung, sehingga gadis itu cukup takut malam ini untuk tidur.

Kayaknya dia nggak bisa tidur ya, batin Adit. Dia menyibak gorden kamar lantai satu dan menemukan kalau salah satu kamar di lantai satu rumah Dara, lampunya masih menyala.

Chat, enggak, chat, enggak, chat... enggak....

Adit bingung.

Tapi karena takut mengganggu Dara yang sedang berusaha tidur, maka dia mengurungkan niat untuk mengirim pesan singkat pada Dara.

Tepat pada pukul 00.10 WIB, lagu yang disetel oleh Dara mati. Adit kembali menyibak gorden kamarnya dan mendapati kamar lantai satu rumah Dara lampunya juga mati. Sebab yang Adit tau dari Maminya Dara yang pernah cerita-cerita soal Dara ke bundanya, Dara nggak bisa tidur dengan keadaan lampu menyala.

Good night, Dar.

Add a comment

Related posts:

Thinking About Hiring an Au pair?

An au pair can be the perfect arrangement for some families, but it can also go very wrong. In over ten years working with au pairs, there’s a truth that even the best au pair agencies don’t tell —…

Flood Relief in Pakistan and the Diffusion of Responsibility

Pakistan was struck with the worst floods in recent history, affecting some 33 million people, including around 16 million children. The situation on the ground is dire and urgent assistance is…

Treatment Aid

Mental health includes our emotional, psychological, and social well-being. It affects how we think, feel, and act. It also helps determine how we handle stress, relate to others, and make choices…